Jumat, 19 April 2019

Review dan Nonton Film 2019 : MY STUPID BOSS 2 (2019)

Review dan Nonton Film 2019 : MY STUPID BOSS 2 (2019)

Review dan Nonton Film 2019 : MY STUPID BOSS 2 (2019)


Untuk saya, My Stupid Boss (2016) adalah film komedi yang cukup menyenangkan. Memang sih film petunjuk Upi (30 Hari Mencari Cinta, My Generation) yang didasarkan pada rangkaian buku laris rekaan chaos@work itu lebih serupa sketsa seperti materi sumbernya yang tersusun atas kumpulan-kumpulan kejadian konyol dan peralihan nada penceritaan di set paling akhir sempat memunculkan reaksi “hah, kok jadi gini?”, tapi sekurang-kurangnya film sukses sering membuat saya tergelak-gelak lihat tingkah laku Bossman (Reza Rahadian) yang ngeselinnya naudzubillah bersama dengan karyawan-karyawan pabriknya. 


Ada lawakan yang manjur di sini, ada pula perform pemain yang tidak main-main, dan film pun mempunyai tampilan visual bergaya yang sedikit banyak melayangkan ingatan pada sajian-sajian karya Wes Anderson. 


Itu mengapa saya tidak mendesah panjang-panjang mengenai titik lemahnya dan saya pribadi demikian menanti waktu rumah produksi Falcon Pictures memberitahukan bila My Stupid Boss 2 tengah disediakan. Berkenaan Upi bukan tipe “sequel person” sampai proses penambahan film ke-2 memakan waktu cukup lama, diri ini pun tidak bisa untuk bertanya-tanya. Apa yang akan dipersiapkannya jadi daya tarik di film ke-2 ini? Akankah dia cuma melipatgandakan semua kegilaan dari film terdahulu ikuti ketetapan tidak terdaftar satu sekuel? Atau… ada kejutan yang lain yang ikuti?. 


Dalam My Stupid Boss 2, pirsawan 1x dibawa ikuti narasi menggelikan nan menyebalkan dari Bossman yang level kikirnya bolehlah bersaing dengan Tuan Crab dari Spongebob Squarepants. Walaupun kita sudah tahu bila dia mempunyai sisi malaikat seperti dipertunjukkan di penghujung film pertama, tapi kenyataannya ciri-ciri dasarnya jadi atasan diktator yang seringkali bertindak semena-mena pada karyawannya tetaplah tidak berubah. 

Dia seringkali nunggak waktu membayar gaji, sering memotong gaji waktu karyawan kerjakan kesalahan kecil, dan tidak bersedia sedikitpun terbuka pada input opini yang ia kira jadi “keluhan”. Lihat perlakuan Bossman yang ngawur – bahkan dia tidak segan-segan memberi pekerjaan menambahkan yang meleset jauh dari jobdesc – jadi tidaklah heran jika lantas beberapa pekerja pilih untuk pergi ramai-ramai yang waktu itu pun menghambat proses produksi di pabrik. 

Untuk mengatasi permasalahan ini, Bossman pun berinisiatif ajak Diana alias Kerani (Bunga Citra Lestari), Mr. Kho (Chew Kin Wah), serta Adrian (Iedil Putra), ke Vietnam untuk mencari tenaga kerja yang bersedia dibayar dibawah standar gaji. Berkenaan Bossman adalah pribadi yang menjunjung tinggi prinsip “bertindak semau-mau gue”, jadi tentu saja perjalanan ini tidak ubahnya mimpi buruk buat ke-3 anak buahnya. Bagaimana tidak, mereka disuruh menelusuri pedalaman Vietnam hanya untuk rasakan mereka dikejar-kejar oleh beberapa kumpulan preman yang berang. Kurang ajaib apa coba? 

Tidak seperti film pertamanya yang dikonstruksi bak sketsa komedi dimana dalamnya cuma kombinasi cerita “mimpi buruk” Kerani dalam menantang atasannya, My Stupid Boss 2 mempunyai bangunan permusuhan yang lebih jelas. Sekurang-kurangnya ada dua masalah penting yang diutamakan oleh film; 1) perjalanan penuh bahaya ke Vietnam untuk mencari buruh murah, dan 2) dua karyawan Bossman – Sikin (Atikah Suhaemi) dan Azahari (Iskandar Zulkarnaen) – disandera oleh gangster karena si bos berkumis lele ini tidak kunjung melunasi hutang. 

Memang sih ke-2 permusuhan itu urung memperoleh penggalian yang oke. Pirsawan seharusnya bisa memperhatikan jalinan intens pada Bossman dengan karyawan-karyawannya serta bagaimana kejadian-kejadian apes yang mendekati mereka ini membawa perubahan pada hubungan pada satu dengan yang lain. Tapi sekurangnya, kedatangan narasi membuat My Stupid Boss 2 tahu harus mengarah kemana. Adanya narasi juga membuat saya bisa terima konklusi cenderung ujug-ujug (baca: mendadak) yang disodorkan karena satu dua adegan telah perlihatkan tips mengenai langkah film mengurai permusuhan. 

Berbeda dengan penyelesaian di seri pendahulu yang benar-benar membuat terhenyak karena peralihan nadanya begitu ekstrim. Di sini, Upi yang bertindak sebagai sutradara juga sekaligus penulis skenario berusaha tidak untuk menghadirkan set paling akhir dalam mode sentimentil untuk memancing haru, tapi coba masih tetap mempertahankan semangat bersenang-senang yang telah diaplikasikan dari sejak menit pembuka. Interesting, huh?  


Ya, My Stupid Boss 2 diupayakan untuk tampil dengan level kegilaan dan absurditas di atas instalmen pendahulunya. Saya menjumpai banyak kesenangan waktu lihat film ini di layar-lebar, meskipun tidak menampik bukti bila terdapat beberapa lontaran humor yang meleset dari arah. Penemuan banyak sekali ada di menit-menit pertama sebelum lantas candaan untuk candaan dapat kerja dengan semestinya demikian film membawa beberapa ciri-khasnya mengarah ke Vietnam. 

Di dukung oleh penyuntingan rapat dan perform jejeran pemain yang dapat dimaksud “liar”, jadi tidak sulit buat film untuk mengompensasi kegaringan lelucon. Reza Rahadian dalam penampilan yang balik lagi patut diberi apresiasi bisa tingkatkan beberapa ciri yang dimainkannya bertambah menjengkelkan dari awalnya. Saya betul-betul tidak memahami, kok bisa sih ada manusia demikian kikir, sok tahu, serta senang mendesah di muka bumi ini? Apa ini adalah langkah Tuhan menguji kesabaran hamba-hamba-Nya? Saya fikir demikian dan trio “korban” yang dimainkan dengan demikian baik oleh Bunga Citra Lestari, Iedil Putra, serta Chew Kin Wah bisa dimaksud sukses lolos tes kesabaran. 

Tidak hanya keempat pelakon ini, My Stupid Boss 2 juga memperoleh sumbangsih dari Morgan Oey jadi pria Vietnam yang meledak-ledak bernama Nguyen, Verdi Solaiman jadi gangster Cina, dan Sahil Shah jadi gangster India. Walaupun termasuk juga singkat, mereka bertiga memberikan penampilan demikian membekas dalam beberapa momen begitu pecah di film. Entahlah denganmu, saya sih tergelak-gelak dalam adegan “pemandu jalan dari neraka” dan dance battle yang sedikit banyak memberikan gambaran seperti apa film keseluruhannya: kocak pun menyenangkan!.